Yogyakarta, BPPM-Forum Anak Daerah Istimewa Yogyakarta (FAD-DIY) kembali melakukan audiensi. Kali ini mereka berkesempatan berbincang-bincang serta menyampaikan pengalaman mereka selama berkegiatan di Forum Anak dengan GKR Hemas Sabtu (11/08). “Kami mendapat arahan dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat (BPPM) kalau GKR Hemas mengundang FAD-DIY untuk bersilaturahmi dan berkenalan dengan kami.” Kata Punto Damar, wakil dari FAD DIY. Bertempat di kraton kilen, para anggota FAD-DIY beserta perwakilan Forum Anak dari tiap kabupaten/kota, melakukan sharing selama 1,5 jam dengan GKR Hemas di damping oleh BPPM , LPA serta SOS Childrens Villages.
Acara dibuka oleh musikalisasi geguritan “Kekudangku” oleh Mada dan Gisty masing-masing dari Forum Anak Bantul dan Gunung Kidul. Setelah itu berlanjut dengan dibawakannya tembang “Sinom Tumuruningsih” oleh Nofi Mahanani. Acara berlanjut dengan sambutan dari Ibu Rohana Dwi Astuti selaku Kepala BPPM dan pemaparan sejarah serta program kerja dari FAD-DIY oleh Punto Damar. Setelah itu tiap perwakilan dari Forum Anak Kabupaten/kota menceritakan pengalamannya selama berkecimpung di dunia forum anak. Ada pengalaman mengesankan yang didapat Endah, seorang Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) korban erupsi merapi dari Cangkringan. Endah berkesempatan mengikuti Hari Anak Nasional di Ancol dan berkunjung ke gedung DPR, “Waktu itu saya pakai kursi roda, tetapi ternyata di DPR tidak ada fasilitas untuk ABK atau difabel seperti saya, jadi untuk naik ke lantai 2 saya harus dibantu untuk memakai tangga.” Ujarnya.
“Untuk masalah akses untuk difabel di DPR akan lebih saya perhatikan lagi,” ujar GKR Hemas menanggapi. GKR Hemas juga berpesan bahwa FAD-DIY harus terus di pupuk dan didampingi baik oleh pemerintah dalam hal ini BPPM dan Badan PP di Kabupaten/kota serta lembaga-lembaga yang peduli terhadap anak misalnya SOS maupun Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Kegiatan untuk pemahamam tentang Hak-Hak Anak juga perlu diadakan lagi. Selain itu, rasa toleransi juga perlu dibangun karena Indonesia terdiri dari beragam suku serta masing-masing forum anak kabupaten juga harus saling mengisi.. Berkaryalah selagi kalian masih berusia anak!” pesan beliau untuk FAD-DIY. GKR Hemas juga berharap agar forum anak harus bisa saling membantu dan mendesak pihak terkait apabila masih terdapat terdapat anak-anak berprestasi yang putus sekolah. “Ini merupakan keberhasilan. FAD berhasil mengalami peningkatan dalam hal perhatian dari Pemerintah. Hal ini tentu bisa ditiru oleh daerah lain. Pemerintah sekarang juga terbukti care terhadap anak karena bisa meluangkan waktu untuk anak.” kata Joko Sukamto atau Josuke, fasilitator Anak Nasional yang mendampingi FAD-DIY. Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan untuk GKR Hemas beserta salinan draf Suara Anak DIY.