5 Oktober 2022 - BY Admin

Bahas Isu Gender di DIY: 5 Hal Perlu Menjadi Perhatian

Yogyakarta, DP3AP2 DIY (05/10/2022) - Pandemi covid-19 masih menjadi konteks yang sangat relevan dalam analisis data gender dan anak di DIY. Sebagaimana telah diketahui, pandemi covid-19 berdampak pada berbagai aspek kehidupan baik bagi laki-laki maupun perempuan. Jika dilakukan perbandingan antara data tahun 2021 dan data tahun 2020, maka data tahun 2021 memperlihatkan ada banyak data sektoral yang mengalami koreksi negatif, namun sebagian sudah memperlihatkan kondisi yang membaik seiring dengan meningkatnya upaya adaptasi menuju normal baru. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY (Dinas P3AP2 DIY) melalui webinar yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 September 2022 mencoba membahas serta mengangkat isu gender untuk dapat didiskusikan bersama masyarakat luas.

Acara ini dibuka dengan penyampaian pengantar oleh Arif Nasiruddin, S.Psi., M.A. selaku Sub Koordinator Seksi Data dan Informasi Gender dan Kerjasama Dinas P3AP2 DIY. Arif menyampaikan perlunya sinergi dalam upaya mengatasi isu gender di DIY. Hal ini disebabkan jangkauan pemerintah yang terbatas karena adanya wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang besar. Keterlibatan pemangku kepentingan lain dan masyarakat diperlukan mengingat kedekatan isu gender dengan masyarakat itu sendiri. Diskusi ini dimoderatori oleh praktisi pengarusutamaan gender, Mida Mardhiyyah, S.I.Kom., dan hadir sebagai narasumber dalam acara ini adalah Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Daerah DIY, Soman Wisnu Darma, S.Si.,M.T. dan Penyusun Analisis Isu Gender DIY Tahun 2022, Aminatun Zubaedah, S.T.

Aminatun dalam paparannya menyampaikan bahwa berdasarkan data yang terkumpul baik yang bersumber dari BPS, OPD, maupun data primer yang dihimpun melalui forum diskusi, setidaknya terdapat 5 (lima) isu strategis gender di Daerah Istimewa Yogyakarta. Isu strategis gender di DIY yaitu: Turunnya Derajat Kesehatan Ibu dan Anak; Tingginya Kehamilan Tidak Dikehendaki (KTD) dan Perkawinan Usia Anak/Remaja; Meningkatnya Jumlah Siswa Putus Sekolah di Jenjang SD dan SLTA; Tingginya Tingkat Kemiskinan dan Kesenjangan Pengeluaran Per Kapita antara Laki-Laki dan Perempuan serta antara Penduduk Perkotaan dan Penduduk Perdesaan; dan Rendahnya Partisipasi Perempuan di Parlemen dan Posisi Manajerial. Intervensi kebijakan transformatif untuk mendorong peningkatkan kesejahteraan pada perempuan yang teridentifikasi sebagai kelompok lemah secara ekonomi sangat perlu dilakukan. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menekan pelebaran kesenjangan ekonomi yang terjadi di DIY.

Meski tingkat kemiskinan masih tinggi, namun Soman dalam kesempatan ini menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 berada di angka 454,76 ribu, turun 19,7 ribu orang terhadap September 2021. Menyinggung soal indeks kebahagiaan, Soman menyatakan indeks kebahagiaan di DIY semakin meningkat. Selain itu, keadaan demokrasi di DIY juga berkategori baik, namun ada satu indikator yang masih rendah yaitu terjaminnya kebebasan berkumpul, berekspresi, berserikat, dan berpendapat antarmasyarakat di DIY.

Silakan Pilih CS

Pengaduan P2TPAKK
Telekonseling Tesaga
Layanan SAPA 129
Tutup
Ada yang bisa kami bantu?