Sleman, DP3AP2 DIY (04/11/2021) – Sebagai upaya untuk menguatkan fungsi keluarga dan menciptakan keluarga tangguh, setiap keluarga diharapkan dapat menjalin komunikasi yang intens. Upaya ini dapat diwujudkan salah satunya dengan membuat hari khusus keluarga.
Hal ini disampaikan anggota DPRD DIY, Sofyan Setyo Darmawan dalam Sosialisasi Fungsi Keluarga di Kantor Kalurahan Margoagung, Kapanewon Seyegan, Selasa (2/11). Kegiatan ini merupakan kerja sama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY, Dinas Kebudayaan DIY dan DPRD DIY.
Sofyan menjelaskan di masa pandemi, angka perceraian dan pernikahan dini anak tiga kali lipat. “Seharusnya di rumah guyub. Ibarat sapu lidi kalau disatukan bisa menjadi kuat untuk menyapu dan sebagainya. Seharusnya keluarga bersatu menghadapi pandemi,” ujarnya.
Persoalan ini, kata Sofyan, muncul karena beberapa hal seperti keluarga yang kurang harmonis, kurang komunikasi, kekerasan dalam keluarga dan lainnya. Solusi permasalahan ini salah satu dengan menciptakan waktu yang berkualitas untuk keluarga.
Waktu yang berkualitas ini dilakukan dengan menyediakan satu hari khusus untuk berkumpul bersama semua anggota keluarga, bisa seminggu sekali atau sebulan sekali. “Semua harus bekumpul menjadi satu dan diciptakan forum,” katanya.
Di hari khusus keluarga ini, setiap anggota keluarga bisa menyampaikan obrolan ringan. Mereka juga harus memutus komunikasi dengan pihak lura, bisa dengan cara mematikan ponsel agar obrolan betul-betul fokus ke keluarga.
Sekretaris DP3AP2 DIY, Carolina Radyastuti mengatakan di era digital ini, ponsel seringkali menjadi penghambat komunikasi antaranggota keluarga, karena saat di rumah justru semuanya sibuk dengan ponsel masing-masing. Oleh karena itu, orang tua harus membatasi penggunaan ponsel, baik untuk diri sendiri maupun untuk anak. “Ponsel hanya sarana, maka kita harus berlaku bijak pada sarana yang ada,” katanya.
Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY. Rully Andriadi menuturkan sejumlah tata nilai Jogja memiliki maknapenting untuk menguatkan fungsi keluarga. Ia mencontohkan ungkapan kriwikan dadai grojogan, yang artinya dalam konteks keluarga yakni konflik dalam keluarga tidak perlu dibesar-besarkan atau jangan sampai masalah kecil menjadi besar.