23 Agustus 2021 - BY Admin

DP3AP2 DIY bersama Forum GenRe se-DIY Menyelenggarakan Podcast “Menjadi Remaja” 12-14 Agustus 2021

Yogyakarta, DP3AP2 DIY (23/08/2021) - Penggunaan teknologi digital semakin pesat terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang mengharuskan orang untuk tidak saling berinteraksi langsung. Hal ini dapat diatasi dengan interaksi digital melalui berbagai media platform yang tersedia. Interaksi digital ini memiliki pengaruh baik sisi positif dan negatif. Dampak positifnya masyarakat didorong untuk melek dengan literasi digital dan dapat mengakses berbagai informasi yang bermanfaat untuk mendukung aktivitas sehari-hari. Dampak negatifnya juga banyak ditimbulkan, terlebih remaja yang tidak terkontrol dan terproteksi dengan baik dalam penggunaan akses digitalnya misalnya akses konten pornografi dan atau konten negatif lain yang menyebar dengan sangat mudah.

Pemahaman seksualitas remaja dapat ditingkatkan melalui literasi digital. Hal ini perlu dilakukan untuk menyeimbangi konten-konten negatif, yaitu dengan cara mendorong para remaja untuk membuat konten terkait pendidikan seksualitas, sehingga diharapkan akan banyak remaja lainnya teredukasi dan terinformasi pendidikan seksualitas serta perencanaan kehidupan berkeluarga.

Konten digital saat ini yang sedang digemari adalah podcast atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan siniar atau web tanalir yaitu serangkaian berkas media digital yang diterbitkan sewaktu-waktu dan sering diunduh melalui sindikasi web. Perbedaan podcast dengan radio adalah podcast tidak memiliki frekuensi tertentu untuk mendengarkannya, selain itu podcast juga bisa diputar ulang kapan pun dan di mana pun. Melalui platform ini, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY bersama dengan Forum GenRe se-Daerah Istimewa Yogyakarta mengadakan kegiatan podcast yang bertema “Menjadi Remaja”.

Podcast dilaksanakan tanggal 12-14 Agustus 2021 bertempat di Abhinaya Muda Indonesia (Jalan Elang Jawa No.10 Karangsari, Wedomartani, Ngemplak, Sleman), mengundang utusan GenRe dari DIY/Kabupaten/Kota dengan tema yang berbeda-beda. Informasi lebih lengkap dapat dilihat dalam video yang akan kami uploud melalui Youtube Channel DP3AP2 atau melalui Instagram Ranger Nom.

1. Forum GenRe Kabupaten Sleman : Bonus Demografi

Pada tahun 2030-2040, Indonesia diprediksi akan mengalami masa bonus demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah penduduk usia tidak produktif. Indonesia dapat memetik manfaat maksimal dari bonus demografi di mana ketersediaan SDM usia produktif yang melimpah apabila diimbangi dengan peningkatan kualitas penduduk dari sisi pendidikan dan keterampilan dalam rangka menghadapi persaingan keterbukaan pasar tenaga kerja.

Isu bonus demografi masih cukup awam di kalangan remaja, tugas Forum GenRe untuk menginfluence para remaja lainnya agar lebih aware dengan isu bonus demografi yang akan dihadapi. Masa pandemi seperti sekarang ini, menghadapi bonus demografi menjadi sebuah tantangan untuk Indonesia. Sulitnya mencari lapangan pekerjaan menjadi salah satu dampak dari bonus demografi yang sudah muncul. Solusi untuk menghadapi tantangan bonus demografi yaitu dengan melatih dan mengembangkan life skill, salah satunya dengan mengikuti organisasi yang bermanfaat, fokus dan konsisten dengan bidang yang sedang didalami, kembangkan passion dan kreatifitas.

2. Forum GenRe Kota Yogyakarta : Pendewasaan Usia Perkawinan

Menikah menjadi impian bagi banyak orang. Bersatunya dua insan dalam satu ikatan pernikahan menjadi akhir cerita yang indah bagi sebagian orang. Tak jarang sebagian orang menjadikan pernikahan sebagai tujuan akhir bagi perjalanan hidup seseorang.

Perkawinan anak di kalangan masyarakat masih tinggi, hal tersebut melatarbelakangi Forum GenRe untuk membantu remaja dengan memberikan wawasan Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP). Pendewasaan Usia Perkawinan adalah upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan pertama, sehingga mencapai usia minimal pada saat perkawinan yaitu 21 tahun bagi wanita dan 25 tahun bagi pria. Tujuan program PUP adalah memberikan pengertian dan kesadaran kepada remaja agar matang dalam merencanakan pernikahan. Ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan sebelum menikah, a) kesiapan fisik, b) mental, c) emosional, d) pendidikan, e) sosial, dan f) ekonomi.

3. Forum GenRe Kabupaten Bantul : Life skill, Hard skill, dan Soft skill

Di era globalisasi di mana tingkat persaingan sangat ketat seperti sekarang ini, mempunyai otak encer belum cukup untuk jadi sukses. Sesorang dituntut juga memiliki hard skill dan soft skill menjadi bekal yang sangat penting untuk mempersiapkan masa depan. Salah satu cara meningkatkan life skill adalah dengan hobby, menggali dan mengembangkan hobby sebagai life skill.

Salah satu resep yang bisa digunakan dengan aniteni, b) nirukke, c) nambahi. Kemampuan yang harus dimiliki para remaja untuk bertahan hidup di masa sekarang adalah kemampuan a) berkomunikasi, b) networking dan c) tech skill.

4. Forum GenRe Kabupaten Gunungkidul : Remaja Bijak Tanpa Pacaran

Diusia remaja kondisi fisik, sosial dan emosi masih belum stabil karena sedang mengalami masa pubertas. Dimana mereka sangat ingin diakui keberadaannya. Pacaran menjadi hal yang sangat identik dengan remaja. Di era sekarang pacaran menjadi hal yang lumrah dilakukan bagi kalangan remaja, Ada dampak negatif yang ditimbulkan akibat pacaran misalnya terganggu proses belajarnya yang mengkibatkan menurunnya prestasi.

Remaja lebih baik fokus pada pengembangan diri (karakter), pendidikan, dan karir dibandingkan pacaran. Mengembangkan diri hingga mencapai potensi terbaik di penghujung masa muda.

5. Forum GenRe Kabupaten Kuloprogo : Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD)

Istilah “seks pranikah” semakin familiar di era modern ini. Seks bebas sering kali mengacu pada seks yang tidak aman dan akan mengakibatkan dampak negatif bagi pelakunya. Salah satu dampak seks bebas yang sering kita temui adalah kehamilan tidak diinginkan (KTD).

Kurangnya edukasi kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab terjadinya pernikahan dini akibat KTD di lingkungan masyarakat, di samping itu juga akibat dampak pandemi Covid-19 yaitu dampak ekonomi, yang beranggapan dengan menikahkan anak akan terlepas dari beban ekonomi keluarga. Peran orang tua dalam edukasi kesehatan reproduksi sangatlah penting. Kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit hanya sebagai hubungan seksual saja, sehingga banyak orang tua beranggapan bahwa topik pembicaraan ini tidak pantas untuk dibicarakan dengan remaja. Kesehatan reproduksi sangat penting untuk dimengerti oleh remaja, sehingga tidak hanya membahas tentang hubungan seksual.

Pengetahuan yang baik tentang kesehatan reproduksi remaja, tentunya remaja akan memiliki persepsi yang tepat tentang kesehatan reproduksi remaja, sehingga mereka akan berperilaku bertanggung jawab dan dapat menghindari hal-hal negatif seperti seks pranikah.

6. Forum GenRe D.I.Y : Kesehatan Mental dan Modul tentang Kita

Ditutupnya sekolah dan dibatalkannya aktivitas penting lainnya di luar rumah menyebabkan remaja kehilangan moment penting di kehidupannya. Dimasa pandemi Covid-19 sekarang kesehatan mental para remaja dapat terpengaruh, antara lain perasaan kecewa, perasaan terisolasi yang membebani, rasa cemas dan khawatir yang sering timbul serta menurunnya minat belajar.

Tidak adanya kegiatan di luar rumah, dikarenakan semua proses pembelajaran dilakukan secara daring, menjadikan para remaja kurang produktif, terlalu banyak scrolling media sosial menjadi penyebab meningkatnya anxiety pada remaja.

Hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di saat pandemi ini adalah dengan menyadari bahwa kecemasan adalah hal yang wajar, cari pengalihan dengan menemukan coping stress, tetap berkomunikasi dengan teman dan orang terdekat, fokus pada diri sendiri, dan berbaik hati pada diri sendiri.

 

 

Silakan Pilih CS

Pengaduan P2TPAKK
Telekonseling Tesaga
Layanan SAPA 129
Tutup
Ada yang bisa kami bantu?