Yogyakarta, DP3AP2 DIY (12/11/21) - Salah satu upaya Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (Dinas P3AP2) DIY dalam meningkatkan perekonomian perempuan di DIY adalah dengan menginisiasi pembentukan Kelompok Ekonomi Produktif (KEP) Desa Prima. Dalam hal ini, Wonokerto dipilih sebagai kelurahan yang sudah memiliki produk UMKM unggul meskipun kelompoknya baru saja dibentuk di tahun 2021 ini, yaitu KEP Desa Prima Wono Mandiri.
Beberapa produk unggulan KEP Desa Prima Wono Mandiri adalah manisan salak, dodol salak, wingko salak, krupuk salak, kripik salak, geplak salak, jenang salak, dan wajik salak. Untuk mendukung kemajuan proses transaksi penjualan produk olahan salak tersebut, Dinas P3AP2 DIY bekerjasama dengan Bank BPD DIY Syariah untuk menyelenggarakan acara peluncuran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) sehingga kedepannya konsumen yang membeli produk KEP Desa Prima Wono Mandiri dapat membayar secara non tunai, Rabu (10/11/2021).
Pemimpin Cabang Bank BPD DIY Syariah, Bambang Permana Hadi, menyebutkan bahwa keikutsertaan bank BPD DIY syariah dalam acara launching ini merupakan salah satu rangkaian acara HUT ke - 60 Bank BPD DIY. Bank BPD DIY Syariah tidak hanya merayakannya secara internal saja, namun juga ingin dapat memberikan dampak positif dengan melakukan kegiatan yang bisa dinikmati oleh masyarakat DIY.
“Bank BPD DIY Syariah ingin berkolaborasi, bersinergi bersama-sama untuk membantu mempromosikan produk olahan salak hingga ke sistem pembayarannya. Semoga kerjasama ini bisa berlangsung lama dan juga bisa bekerja sama dengan KEP Desa Prima seluruh DIY dalam Ecosystem Digital”, tambah beliau.
Sambutan juga disampaikan oleh Direktur Pemasaran Bank BPD DIY, R. Agus Trimurjanto. Dalam hal ini, beliau mengatakan bahwa Bank BPD DIY Syariah memberikan kredit sekitar 799 Milyar dan memiliki simpanan yang bisa dihimpun dari masyarakat sekitar 690 Milyar. “Bank BPD DIY Syariah dapat terus tumbuh di tengah pandemi karena kepercayaan masyarakat yang tinggi. Sebagian keuntungan Bank BPD DIY Syariah dan Bank BPD DIY Konvensional akan dikembambalikan sebesar 69% ke masyarakat melalui pemerintah daerah dan harapannya program tersebut meyentuh masyarakat secara langsung dan tepat sasaran. Bank BPD DIY Syariah juga berharap menjadi bank pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang serta dapat membatu masyarakat melalui ekonomi desa, daerah, dan nasional. Sedangkan, visi bank BPD DIY adalah mengembangkan ekonomi daerah dan fokus terhadap UMKM”, tutur R. Agus Trimurjanto.
Menurut Kepala Dinas P3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi, S.IP., M.M, perempuan-perempuan di DIY banyak yang tangguh. Jika di masa pandemi bisnis-bisnis usaha besar mulai turun, tetapi usaha ibu-ibu banyak yang berkembang. Hal ini dikarenakan kegigihan ibu-ibu dalam berkomunikasi dan berjejaring sosial. Seperti, terlihat banyaknya grup sosial media mereka ikuti. “Ibu-ibu bisa berbagi informasi melalui sosial media. Perempuan tidak boleh senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang, tapi saling berkolanborasi dan mendukung agar semakin berkembang”, tambah beliau. Beliau berharap ibu-ibu dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi supaya usahanya cepat berkembang, dapat mengentaskan kemiskinan, serta dapat mengangkat ekonomi keluarga.
Kepala Dinas P3AP2 DIY bersama dengan Pemimpin Cabang Bank BPD DIY Syariah menandatangan perjanjian kolaborasi bersama Bank BPD DIY Syariah, dilanjutkan dengan penandatanganan kolaborasi antara KEP Desa Prima Wono Mandiri dengan Bank BPD DIY Syariah, serta penandatanganan akad Pembiayaan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (PEDE) antara Bank BPD DIY Syariah yang diwakili oleh Ketua KEP Wono Mandiri, Siti Mubarokah.
Acara terakhir adalah simulasi pembayaran pemesanan melalui QRIS oleh Direktur Pemasaran Bank BPD DIY, R. Agus Trimurjanto dan Kepala Dinas P3AP2 DIY, Erlina Hidayati Sumardi, S.IP., M.M serta ditutup dengan berdoa bersama-sama.