26 Juni 2023 - BY Admin

FOMO Bisa Jadi Awal Mula Depresi Berat

Yogyakarta, DP3AP2 DIY (26/06/2023) – Fenomena FOMO (Fear Of Missing Out) atau rasa takut merasa “tertinggal” lantaran tidak mengikuti aktivitas tertentu, dewasa ini semakin marak terjadi. Akan tetapi, rupanya gejala FOMO tidak dapat disepelekan karena jika sudah menimbulkan kecemasan berat, bisa berujung pada depresi.

Psikolog Oneng Nawaningrum, mengakui, belakangan fenomena FOMO meledak, terutama di kalangan anak muda, akibat kurangnya rasa percaya diri. Ditambah lagi, kemajuan teknologi informasi yang begitu pesat, membuat anak-anak usia remaja pun dapat leluasa melihat capaian orang lain melalui media sosial. “Buat para remaja, yang mungkin belum siap, harus berhati-hati,” ujar Oneng, di sela agenda Family Talk bersama Sonora dan DPRD DIY, Minggu (25/6).

Bagaimana tidak, rendahnya kepercayaan diri itu bisa membuat remaja merasa inferior, dibandingkan orang lain yang memamerkan capaiannya via sosial media. Jika sudah mengalami hal tersebut, ia mengimbau, supaya segera meminta bantuan dari profesional, karena ada kecenderungan “terpapar” FOMO.

“Ketika muncul rasa cemas itu harus diwaspadai. Karena dampaknya bisa ke depresi. Ketika dia sudah depresi berat, harus ada pengobatannya sendiri, sampai segitunya dampak FOMO,” terangnya.

Anggota Komisi D DPRD DIY, Stevanus Christian Handoko, mengatakan, bahwa apa yang ditampilkan di sosial media sejatinya tidak benar-benar nyata. Sebab, apa yang diunggah dapat dipastikan merupakan citra terbaik, tanpa dibarengi sisi-sisi kehidupannya yang lain.

“Bukan hanya anak muda, dewasa, sampai emak-emak juga. Terus politikus? Ya, sama saja. Sehingga membuat orang yang melihat merasa “wow”, karena itu gambaran citra terbaiknya,” tandasnya.

Menurutnya, fenomena FOMO ini berpotensi membentuk pribadi yang selalu merasa kurang, sehingga sangat membahayakan kesehatan mental, khususnya anak remaja. “Misalnya, kita tidak mampu mengikuti orang yang bisa foto pakai mobil Ferrari dan bahkan membuat kita nekat memaksakan diri. Padahal, kita belum saatnya bisa ke level atau titik tersebut,” urainya.

Silakan Pilih CS

Pengaduan P2TPAKK
Telekonseling Tesaga
Layanan SAPA 129
Tutup
Ada yang bisa kami bantu?