JAKARTA-sumber: indopos.news Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PP dan PA) menyiapkan
strategi baru pengembangan kota layak anak (KLA). Hingga kini, Indonesia belum
memiliki kota yang diluncurkan sejak 2006 tersebut. Padahal, pada 2014
ditargetkan minimal ada 100 KLA.
Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan KLA KPP dan PA Lenny N. Rosalin
mengatakan, kementerian sudah menyiapkan kebijakan baru untuk membantu provinsi
memfasilitasi kabupaten dan kota menjadi KLA. Sebab, banyak sekali permintaan
dari daerah untuk menjadi KLA. ’’Kami kembangkan itu. Juga bekerja sama dengan
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Kami benahi juga aspek strategi,
termasuk advokasi dan jejaring. Perluas jaringan,’’ ungkap Lenny usai pembukaan
peran lembaga masyarakat untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam sumber daya
alam dan lingkungan di Jakarta kemarin (8/6). Selain itu, lanjut Lenny,
pemerintah akan merangkul perusahan. Terutama yang memiliki jaringan seperti
ritel, hotel.
’’Itu (kerja sama)
sedang proses,’’ tuturnya. Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengaku, hingga kini belum ada
daerah yang menjadi KLA. Semuanya masih proses menuju program yang dilakukan di
seluruh dunia ini. ’’Kita fokuskan lagi KLA. Banyak persyaratan menuju sana.
Salah satu yang sudah siap Surakarta. Mereka janji menjadi KLA pada 2014
mendatang,’’ beber Linda. Menurutnya, 100 KLA yang ditargetkan pemerintah
adalah jumlah minimal. Bisa saja bertambah sesuai kemampuan daerah. Indikasi
tersebut sangat kuat. Sebab, banyak provinsi yang bertekad menjadikan
wilayahnya sebagai KLA. Menurut Linda, KPP dan PA sudah mengembangkan KLA sejak
2006. Indonesia ingin menjadi idola KLA. Bahkan, negara bekas jajahan Belanda
ini sudah masuk jaringan KLA Asia Pasifik.