4 Juni 2021 - BY Admin

Inisiasi Pembentukan Kelompok Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) di SMA 1 Temon Kulon Progo

Yogyakarta, DP3AP2 DIY (04/06/2021) – Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, acara Inisiasi PIKR (Pusat Informasi Konseling Remaja) yang diselenggarakan di SMA 1 Temon Kulonprogo pada Kamis (20/5) berjalan dengan lancar. Acara yang diikuti oleh siswa-siswi SMA 1 Temon ini dibuka oleh Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2 DIY, Ibu Nelly Tristiana, S.Kep, Ners. dan kemudian dilanjutkan oleh sambutan dari Bapak Totok Setiadi, S.Pd, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA 1 Temon Kulonprogo. Dalam sambutannya, Bapak Totok menyampaikan bahwa SMA 1 Temon Kulon Progo sudah menjadi sekolah ramah anak dan juga sudah memiliki kelompok PIKR.

Ibu Nelly Tristiana, S.Kep, Ners. selaku Plt. Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana DP3AP2 DIY, pada pemaparan materinya menyampaikan bahwa isu seputar kesehatan reproduki remaja, penyebabnya diantaranya pola asuh yang tidak baik, lingkungan, internet dan media sosial, dan kelompok sebaya. Kecemasan, depresi, narkoba, perilaku seksual tidak aman, bullying, kekerasan, menikah usia dini, dan kehamilan tidak dikehendaki (KTD) merupakan dampak yang timbul dari isu kesehatan reproduksi pada remaja. Kehamilan tidak dikehendaki (KTD) di Indonesia sebesar 17,5%. KTD dapat terjadi apabila kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi remaja, pernikahan dini, pergaulan seks bebas, serta informasi dari media sosial yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Beliau juga menambahkan sebagian besar remaja biasanya akan bercerita dengan teman-teman sebayanya. Oleh karena itu, dengan dihadirkannya PIKR diharapkan dapat dijadikan sebagai wadah yang dikelola oleh, dari, dan untuk remaja guna memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja.

Kepala Bidang KB DPMPPKB Kabupaten Kulon Progo, Ibu Siti Solikhah, SKM, MPH, selaku narasumber berikutnya, memberikan penjelasan mengenai peer counselorPeer counselor merupakan konseling yang dilakukan oleh seseorang dengan konseli teman sebaya yang bertujuan untuk membantu teman yang memiliki masalah. Para remaja siswa-siswi ini diharapkan dapat menjadi agen perubahan (konselor) terhadap teman sebayanya. Pemilihan konselor adalah karena prestasi akademik maupun non akademik, mampu menjadi pendengar yang baik, memahami dan bisa merespon verbal dan non verbal, serta memiliki kode etik yang baik.

Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dalam menjalankan fungsi dan proses reproduksinya, jelas Bapak dr. Bambang Triono Cahyadi, Sp.OG. M.Kes. selaku narasumber ketiga dalam kesempaan ini. Hal ini perlu diketahui oleh para remaja karena remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke remaja yang memasuki masa pubertas (perubahan fisik dan psikis akibat pengaruh hormon seks) agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diiginkan seperti kehamilan tidak dikehendaki. Oleh karenanya, pada era seperti ini, para remaja diharapkan dapat lebih hati-hati dalam memilih pergaulan dan bisa selalu berpikir dan berperilaku positif. (admin)

 

 

Silakan Pilih CS

Pengaduan P2TPAKK
Telekonseling Tesaga
Layanan SAPA 129
Tutup
Ada yang bisa kami bantu?