Yogyakarta, DP3AP2 DIY (28/05/2021) – Rabu, 19 Mei 2021 diselenggarakan Inisiasi Pembentukan Kelompok Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) bertempat di SMPN 4 Kalasan. Inisiasi PIKR ini dihadiri oleh siswa-siswi dari SMPN 4 Kalasan. Acara dibuka oleh Ibu Siti Budiati, S.Pd. selaku Wakil Kepala Sekolah SMPN 4 Kalasan.
Kepala DP3AP2 DIY, Ibu Erlina Hidayati Sumardi, S.IP., M.M., menyampaikan bahwa di Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk DIY memiliki layanan konseling Tesaga (Telepon Sahabat Anak & Keluarga) dan satgas perlindungan perempuan dan anak. Layanan ini dapat digunakan oleh para siswa jika ingin bercerita dan ingin melaporkan mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan diantaranya masalah menstruasi, pacaran, hamil di luar nikah, geng klitih, kesehatan reproduksi remaja, dan sebagainya. Jika mengalami sebuah ancaman, maka dapat menghubungi satgas DP3AP2 untuk dapat mendapatkan perlindungan dan bantuan yang bersifat rahasia.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Dwi Winarsih, S.Pd. selaku perwakilan dari DPP3AP2KB Kabupaten Sleman. Beliau menyampaikan bahwa berbagai permasalahan remaja / karakteristik remaja diantaranya mulai jatuh cinta, semangat tinggi, rasa ingin tahu, emosi tidak stabil, senang berkumpul dengan teman sebaya, serta memiliki ego yang tinggi. Tantangan menjadi remaja adalah Napza, menyontek, merokok, seks bebas, bolos, tawuran, pornografi, peer pressure (tekanan sebaya/bullying). Rata-rata remaja melakukan hal-hal tersebut dikarenakan keluarga kurang intim, media semakin permisif/terbuka, sekolah semakin kompetitif, dan teman sebaya semakin liberal/bebas. Akibat kondisi tersebut akan mempengaruhi kualitas SDM kedepannya dan kualitas bangsa ke depan. Selain itu, akan mengganggu melanjutkan sekolah, susah mencari pekerjaan, susah memulai kehidupan berkeluarga, dan malu menjadi anggota masyarakat.
Oleh karena itu, BKKBN memiliki program generasi berencana untuk para remaja. Program Genre ini merupakan program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan yang terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Sasaran program Genre adalah remaja 10-24 tahun dan belum menikah, mahasiswa belum menikah, keluarga, masyarakat peduli remaja. Fokus kegiatan program Genre adalah promosi penundaan usia kawin, utamakan sekolah dan berkarya, menyediakan informasi kesehatan reproduksi seluas-luasnya melalui PIK Remaja, promosi merencanakan kehidupan berkeluarga dengan sebaik-baiknya (kapan menikah, kapan mempunyai anak, berapa jumlah anaknya, dsb). Kondisi yang diinginkan adalah terjalinnya komunikasi yang baik dalam keluarga. Arah program Genre adalah ke PIK R/mahasiswa dan kelompok BKR (Bina Keluarga Remaja).
Pada kesempatan ini, Bapak dr. Bambang Triono Cahyadi, Sp.OG. selaku narasumber menyampaikan bahwa para remaja perlu waspada terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan yang tidak dikehendaki. Remaja yang sudah puber atau akil balig, organ reproduksinya telah matang, pria sudah menghasilkan sperma dan wanita mampu menghasilkan sel telur, maka bisa terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki. Seks sebelum menikah akan mengakibatkan gagalnya cita-cita, kehamilan tidak dikehendaki, dosa, penyakit menular seksual (herpes, sifilis, Hepatitis B, kutil kelamin, HIV AIDS). Pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain remaja putri harus berani mengatakan tidak bila teman laki-laki mengajak untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Sedangkan untuk remaja putra juga harus menghormati teman wanitanya dengan tidak meminta apalagi memaksa untuk melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Beliau juga memberikan tips sukses pubertas untuk para remaja, diantaranya ingat Tuhan, selalu berpikir dan berperilaku positif, banyak membaca buku pengetahuan, pilih teman pergaulan yang baik, dan kembangkan hobi.
Diharapkan dengan diselenggarakannya PIKR ini bisa menjadi wadah kegiatan remaja yang berenergi positif dan wadah dalam penyampaian informasi tentang kesehatan reproduksi remaja. Selain itu, diharapkan para remaja bisa lebih berhati-hati dalam memilih pergaulan sehingga tidak akan terjerumus ke dalam seks sebelum menikah. (admin)