Humas KPP & PA - Dalam upaya memfasilitasi dan memberikan pedoman kepada para pengelola data gender dan anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP dan PA) telah menyusun Modul Pelatihan Pengelolaan Data Gender dan Anak. Penyusunan modul ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas pengelola data mulai dari pengumpulan, pengolahan, analisis sampai penyajian datanya.
Penyusunan modul dan pelatihan pengelolaan data gender dilakukan atas kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Hal ini merupakan bentuk konkrit tindak lanjut Kesepahaman Bersama yang telah ditandatangani oleh kedua pimpinan.
Dalam pembukaan kegiatan di Provinsi NTB Dra. Hj. Ratningdiah, MH (Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB) menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan yang sangat strategis karena diikuti oleh para pengelola data di berbagai SKPD terkait, mitra kerja, dan unit PP, PA dan KB kabupaten/kota. Sedangkan di Provinsi NTT dibuka oleh Dr. Yovita Anike Mitak, M.Ph (Kepala Biro Pemberdayaan Perempuan).
Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa permasalahan global yang menjadi permasalahan publik diantaranya kemiskinan dan kesenjangan ekonomi disebabkan oleh keterbatasan akses data dan informasi.
Data yang seharusnya menjadi pijakan pemecahan masalah, ironisnya selalu menjadi materi yang kurang dikedepankan. Sedangkan kegiatan di Provinsi Bali yang dihadiri langsung oleh Drs. Safruddin Setia Budi, M.Hum, (Deputi Bidang Perlindungan Perempuan, KPP dan PA), dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan pengelolaan data gender dan anak merupakan kegiatan yang sangat penting dan strategis, sebagai acuan dalam pelaksanaan pengelolaan data menjadi informasi gender dan anak.
Sedangkan Luh Putu Haryani, SE, MM (Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Provinsi Bali) dalam laporannya mengemukakan bahwa berbicara data memang mudah diucapkan, namun kenyataannya memperoleh data yang akurat sangat sulit, lebih-lebih data terpilah yang saat ini sangat diperlukan.
Selain penyampaian teori, peserta juga melakukan praktek langsung cara-cara penghitungan ukuran statistik, membuat tabel, grafik dan analisis datanya. Pada akhir sesi disampaikan hasil evaluasi penyerapan materi pelatihan, yang diamati dari hasil pre-test dan post-test seluruh peserta. Kegiatan lanjutan di 7 (tujuh) provinsi diharapkan dapat selesai pada bulan September 2011.