Yogyakarta, DP3AP2 DIY (01/09/2022) – Anak merupakan amanah yang harus dijaga, dirawat, diasuh, dilindungi, dan dididik dengan baik. Hal tersebut agar tumbuh menjadi anak yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, cerdas, ceria, jujur, rajin, dan disiplin sehingga berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, peran keluarga sangat penting dalam optimalisasi tumbuh kembang anak.
Keluarga berperan sebagai pendidik yang pertama dan utama. Mengingat kuatnya kelekatan anak dengan orang tua, dan waktu yang paling banyak dihabiskan anak berada di lingkungan keluarga, maka orang tua perlu memberikan perhatian dan waktu yang cukup untuk keberlangsungan pendidikan anak di rumah.
Peran keluarga sebagai wahana tumbuh kembang anak sangat penting dan tidak dapat digantikan. Namun tak dapat dipungkiri bahwa masih banyak orang tua yang belum mampu menjalankan perannya dengan baik.
Tak dapat dipungkiri bahwa tantangan menjadi orang tua di zaman sekarang juga lebih berat daripada menjadi orang tua di zaman dahulu. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan dan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Untuk dapat membentengi anak dari dampak negatif perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan, orang tua harus lebih memahami pola asuh dan tumbuh kembang anak. Bagaimana cara kita dididik oleh orang tua kita dulu, tidak dapat sepenuhnya diterapkan untuk mendidik anak-anak kita pada saat ini sehingga perlu beberapa penyesuaian.
Sebagai upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui program penguatan pendidikan berbasis keluarga, Seksi Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga DP3AP2 DIY menyelenggarakan webinar dengan tema ‘Keluarga Tiang Negara’. Kegiatan webinar tersebut diselenggarakan secara daring melalui zoom meeting dan live youtube dan menghadirkan GKR Bendara serta Sandra Suminar, S.Pd., M.Pd. sebagai narasumber. Sasaran kegiatan tersebut adalah masyarakat umum, tokoh masyarakat, tokoh agama, Institusi Masyarakat Pedesaaan, Penyuluh Keluarga Berencana, Desa Mandiri Budaya, dan Tim Penggerak PKK. Dengan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki pemahaman akan pentingnya tata nilai budaya dalam pembentukan karakter anak serta meningkatkan pengetahuan mengenai pendidikan berbasis keluarga.
Dalam kegiatan tersebut disampaikan bahwa saat ini banyak keluarga yang melupakan nilai-nilai budaya dalam masyarakat menyebabkan nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang menjadi jati diri bangsa Indonesia ikut tergerus. Padahal kebudayaan memiliki peran dan fungsi sentral dan mendasar, yaitu sebagai landasan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Suatu bangsa akan menjadi besar jika nilai-nilai kebudayaan telah mengakar (deep-rooted) dalam sendi kehidupan masyarakat.
Untuk mengenalkan tata nilai dan budaya tidak cukup dengan mengajak anak melihat pagelaran seni dan budaya. Karena jika anak tidak diberi penjelasan mereka tidak akan tertarik. Sebaiknya orang tua fokus dan menjelaskan kepada anak-anak mengenai filosofi dan kisah dibalik kegiatan seni / budaya tersebut agar anak lebih tertarik untuk mempelajari seni dan budaya. Selain itu, kesetaraan gender (gender equality) dalam keluarga itu penting. Semua anak berhak memilih pendidikan, olahraga, maupun mainan yang diinginkan.
Sumber : KR