Yogyakarta, DP3AP2 DIY (30/07/2021) – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY bekerjasama dengan Pusat Studi Kebudayaan UGM melakukan “Penguatan Pengasuhan Berbasis Budaya Jawa” yang dilaksanakan di Desa Mandiri Budaya. Hal ini merupakan salah satu kebijakan dan program kegiatan DP3AP2 DIY dalam rangka mendukung Keistimewaan Yogyakarta. Tujuan penguatan ini adalah untuk memberikan stimulasi perkembangan anak dengan memperhatikan tradisi dan tata nilai kehidupan masyarakat Jawa yang sarat dengan makna. Kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi dan edukasi bersama bagi para pengajar Pendidikan Anak Usia Dini, Kader Bina Keluarga Balita, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan para orang tua serta pendampingan dalam penerapan permainan dolanan kepada anak-anak. Dalam kegiatan yang dilaksanakan selama 3 hari diberikan materi tentang Kebijakan program di DP3AP2 DIY dari dana keistimewaan, Kebijakan PAUD di Kabupaten, Kebijakan Pengembangan BKB di Desa, Dampak Internet, Dongeng, Tembang Dolanan Anak, Sinau Basa Lan Budaya (SIBAYA) serta Penyusunan Rencana Tindak Lanjut. SIBAYA merupakan salah satu permainan yang dicipta untuk mengedukasi anak agar mengenal bahasa dan budaya Jawa, sebanyak kurang lebih 100 pertanyaan ditorehkan pada kartu permainan meliputi penguasaan kosa kata, tingkat tutur, kesusasteraan, kesenian, pengetahuan umum serta adat sopan santun. Seluruh pertanyaan itu disediakan jawabannya dalam dua bahasa yakni bahasa Jawa dan Indonesia, dikemas dalam sebuah “Buku Saku”.
Untuk tindak lanjut DP3AP2 DIY memberikan 1 (satu) paket dolanan anak yang terdiri dari ular tangga Jawa lengkap ukuran 3 x 3 meter, ular tangga lengkap ukuran 30 x 30 cm, klontongan, othok-othok putar, dakon , engklek, wayang kancil, jaran kepang, gangsingan serta buku saku SIBAYA. Dolanan anak diberikan ke beberapa kelompok PAUD, BKB, TK serta Posyandu di Desa Mandiri Budaya di DIY dan didampingi oleh Tim dari Pusat Studi Kebudayaan UGM untuk mengaplikasikan dolanan tersebut.
Ular tangga yang kita sebut ular tangga SIBAYA merupakan permainan ular tangga seperti pada umumnya, namun istimewanya papan ular tangga SIBAYA adalah menggunakan bahasa Jawa serta ada sebanyak kurang lebih 100 pertanyaan ditorehkan pada kartu permainan meliputi penguasaan kawruh basa, unggah-ungguh, kasusastran, aksara jawa dan seni budaya. Cara bermainnya ular tangga SIBAYA sebagai berikut: 1. Tentukan urutan main; 2. Lemparkan dadu sesuai urutan; 3. Gerakkan pion sesuai angka yang ditunjukkan pada dadu; 4. Ambillah kartu sesudah pion menempati petak; 5. Bacalah kartu dengan lantang dan lakukan perintah atau jawab pertanyaan yang tertulis; 6. Jika berhasil melakukan atau menjawab pertanyaan, kamu berhak mendapatkan satu poin berupa kecik dari Pembina; 7. Jika tidak dapat melakukan atau menjawab pertanyaan, berikan kartu pada pembina agar dapat dijawab oleh teman lain; 8. Teman yang dapat menjawab pertanyaan dari kartu yang kamu ambil tidak mendapatkan satu poin dari pembina, tapi berhak mendapatkan satu poin darimu; 9. Kumpulkan poin sebanyak-banyaknya agar dapat ditukar; 10. Lima poin dapat ditukar dengan satu langkah maju; 11. Jika kamu berada di petak istimewa, ikuti perintah yang tertulis dipapan; 12. Jadilah yang pertama untuk mencapai finish!
Pelatihan Pengasuhan Berbasis Budaya Jawa angkatan pertama, kedua dan ketiga dilaksanakan mulai tanggal 3 Juni sampai dengan 12 Juni 2021 di Kalurahan Sabdodadi Bantul, Kalurahan Pandowoharjo Sleman dan Kalurahan Wedomartani Sleman.
Bapak H. Teguh Budiyanto, selaku Kepala Desa Wedomartani menyampaikan bahwa banyak permainan Jawa yang mengajarkan karakter budaya serta melatih motorik anak, namun seiring perkembangan jaman permainan tersebut mulai digantikan oleh permainan online melalui gawai. Ibu Erlina Hidayati Sumardi, SIP., MM. kepala DP3AP2 DIY mengharapkan penguatan secara berkelanjutan pada pengasuhan berbasis budaya Jawa ini tidak hanya menyasar kepada Bina Keluarga Balita tetapi juga Bina Keluarga Remaja dengan materi edukasi pengasuhan/pendidikan yang disesuaikan dengan psikologi usia remaja. Ibu Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum. selaku Plt. Kepala Pusat Studi Kebudayaan Universitas Gadjah Mada Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan bahwa sejalan dengan konsep Ki Hadjar Dewantara Ngerti – Ngrasa - Nglakoni yang mana ngerti dimaknai sebagai mengerti, mengenali melalui perolehan ilmu dan logika, yang kemudian menumbuhkan rasa, sehingga ngrasa yakni dengan segenap hati berusaha menjiwai, dan akhirnya nglakoni melaksanakan apa yang telah diketahui dan difahaminya sehubungan dengan sikap laku:baik-buruk serta benar-salah. Demikian pula pada permainan SIBAYA diharapkan dapat menstimulasi segenap aspek (kognitif, motorik, emosi, sosial, bahasa karakter) sehingga bermanfaat bagi perkembangan anak.