Yogyakarta, DP3AP2 DIY (27/09/2020) - Mbah Elok nama perempuan itu. Bukan nama sebenarnya namun karena sering memberikan komentar ekpresif “elookkkk” saat kagum atau gembira, maka kawan-kawannya dari Desa Prima Sejahtera Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo menjulukinya demikian.
Menjadi sosok paling tua namun penuh energi dan semangat. Menjadi inspirasi untuk kawan-kawannya bahwa berdaya tidak terhalang usia atau kondisi. Mbah Elok seorang pembuat tempe yang mampu mempekerjakan tetangga sekitarnya untuk memenuhi permintaan pasar. Menjadi gantungan pendapatan bagi tetangganya, baik yang bekerja atau bagi para penjual tempenya di pasar dengan sistem yang saat ini disebut sebagai reseller. Saat pandemi Covid-19 melanda, permintaan pasar berkurang sehingga menyisakan tempe-tempe yang kemudian tidak layak konsumsi karena busuk.
Pada saat yang sama Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY memiliki kegiatan pembinaan dan pendampingan Desa Prima. Melalui pemetaan kebutuhan dan potensi yang akan dikembangkan, maka disepakati pengolahan tempe sebagai salah satu materi untuk penguatan inovasi produk yang akan dikembangkan oleh kelompok. Menghadirkan narasumber dari Badan Riset dan Inovasi Nasional Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam Gunungkidul, tempe dapat diolah menjadi berbagai produk makanan alternatif. Termasuk dibuat menjadi tepung dan cake atau roti. Kandungan tempe yang sarat tinggi protein adalah salah satu makanan yang direkomendasikan untuk makanan anak balita. Sebagai Kalurahan untuk lokus stunting, kasus stunting di Bejiharjo terbilang cukup tinggi.
Kelompok Desa Prima Sejahtera mengambil inisiatif untuk menawarkan makanan alternatif bagi balita saat posyandu dengan tempe namun dengan olahan kekinian yang disukai anak-anak seperti nugget atau sempol dan kaki naga. Ini menjadi salah satu bentuk komitmen Desa Prima yang memiliki perhatian pada soal perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan di samping soal penguatan ekonomi.
Cerita baik dari Mbah Elok dan Desa Bejiharjo Karangmojo dan juga cerita-cerita baik lain dari Desa Prima di 107 desa di DIY kemudian dibawa ke menjadi inspirasi dan semangat ke desa lain yang belum ada Desa Prima.
Prima yang berarti Perempuan Indonesia Maju Mandiri adalah kelompok ekonomi kreatif perempuan yang diharapkan menjadi pintu masuk bagi tumbuh dan munculnya sosok-sosok perempuan berdaya yang mewarnai perubahan untuk menuju masyarakat yang sejahtera. Warna tersebut dapat berupa keterlibatan dalam pembuatan keputusan pada level desa atau diatasnya. Atau juga menjadi pemimpin dengan perspektif gender yang peka terhadap persoalan anak dan perempuan. Penguatan ekonomi dulu, peningkatan posisi tawar kemudian. Demikian kehendak yang dimaksudkan untuk keberadaan Desa Prima.
8 Desa
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY (DP3AP2 DIY) pada tahun 2021 memfasilitasi pembentukan Desa Prima di 8 Desa DIY. Pembentukan dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada perangkat kalurahan, dusun, tokoh masyarakat dan tokoh agama tentang Desa Prima.
Pada salah satu kesempatan sosialisasi, Erlina Hidayati, Kepala DP3AP2 DIY menyampaikan bahwa perempuan memiliki hak-hak yang setara sebagai manusia dan sebagai individu. Sehingga negara dalam hal ini harus memastikan dan terlibat dalam upaya-upaya pemenuhan hak-hak tersebut termasuk pada level kalurahan. (Maya Herawati/*)
Sumber : Harian Jogja (Senin Legi, 27 September 2021)
Para perempuan menunjukkan hasil produk dari salah satu kegiatan pemberdayaan perempuan Desa Prima.