Oleh: Najwa Hasna Nida, Fakultas Kesehatan Masyarkat, Universitas Ahmad Dahlan
Masa remaja adalah masa penting kehidupan dimana terjadi perubahan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini remaja mengalami banyak perubahan seperti perubahan fisik, psikologis, sosial dan biologis. Perubahan yang terjadi pada remaja diakibatkan karena mulai aktif dan berkembangnya fungsi organ reproduksi. Aktif dan berkembangnya organ reproduksi ditandai dari datangnya menarche (manstruasi) pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja putra. Proses ini membuat remaja memiliki keingintahuan yang tinggi terhadap sesuatu yang dapat mempengaruhi perilakunya. Salah satu perilaku yang ingin dicoba adalah perilaku seks pranikah. Perilaku seks pranikah adalah perilaku seksual remaja yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan. Biasanya perilaku seks pranikah sering dilakukan saat remaja berpacaran. Perilaku ini merupakan akibat dari perkembangan biologis sehingga mendorong hasrat seksualnya.
Dalam data SDKI 2017 tercatat 80% wanita dan 84% pria mengaku pernah berpacaran. Kelompok umur 15-17 merupakan kelompok umur mulai pacaran pertama kali, terdapat 45% wanita dan 44% pria. Kebanyakan wanita dan pria mengaku saat berpacaran melakukan berbagai aktivitas. Aktifitas yang dilakukan seperti berpegangan tangan 64% wanita, dan 75% pria, berpelukan 17% wanita dan 33% pria, cium bibir 30% wanita dan 50% pria dan meraba/diraba 5% wanita dan 22% pria. Selain itu dilaporakan 8% pria dan 2% wanita telah melakukan hubungan seksual. Diantara wanita dan pria yang telah melakukan hubungan seksual pra nikah 59% wanita dan 74% pria melaporkan mulai berhubungan seksual pertama kali pada umur 15-19 tahun. Presentase paling tinggi terjadi pada umur 17 tahun sebanyak 19%. Diantara remaja yang telah melakukan hubungan seksual dilaporkan 12% wanita mengalami kehamilan tidak diinginkan dan 7% dilaporkan pria yang mempunyai dengan kehamilan tidak diinginkan.
Kondisi tersebut tentu sangat mengkhawatirkan dan menjadi masalah serius yang masih diperdebatkan. Isu yang masih diperdebatkan mencakup motivasi utama remaja untuk melakukan inisiasi seks pada usia dini. Di era global seperti sekarang faktor pemungkin yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah remaja adalah dengana adanya teknologi. Teknologi membuat remaja dengan mudah dan mengakses informasi baik meliputi media cetak, TV, internet, DVD dan media sosial. Adanya teknologi menyerbu remaja dengan mengemas sedemikian rupa sehingga aktivitas seks dianggap lumrah dan menyenangkan. Mulai dari berciuman, berpelukan, meraba organ vital dan berhubungan seks semuanya tersedia dalam berbagai media informasi. Paparan informasi yang salah ini kemudian disalahgunakan sebagai dampak dari minimnya kontrol diri dan minimnya pemahaman informasi seksualitas.
Maka dari itu dapat dikatakan kecanggihan teknologi dan kemudahan-kemudahan yang didapat dari teknologi diduga memicu remaja melakukan perilaku seks pranikah. Semakin terbukanya infromasi maka semakin mempengaruhi remaja untuk berperilaku seks pranikah, sehingga perlu adanya pengawasan atau kebijakan dari orangtua dan lingkungan sekitar untuk penyesuaian penggunaan akses teknologi sesuai umur pengguna, khususnya remaja untuk menghindari kecenderungan perilaku seks pranikah remaja.
Referensi :
BKKBN, Direktorat Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Promosi dan Konseling Kesehtan Reproduksi Bagi Kelompok Kegiatan PIK Remaja (PIK R). 2017
BKKBN. (2017). Survei Demografi Dan Kesehatan?: Kesehatan Reproduksi Remaja 2017. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, 1–606. http://www.dhsprogram.com.
Kasim, F. (2014). Dampak Perilaku Seks Berisiko terhadap Kesehatan Reproduksi dan Upaya Penanganannya (Studi tentang Perilaku Seks Berisiko pada Usia Muda di Aceh). Jurnal Studi Pemuda, 3(1), 39–48. https://jurnal.ugm.ac.id/jurnalpemuda/article/download/32037/19361
Kinanthi Rosyana, Kusnanto, E. D. W. (2012). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja Di Smk Dr Soetomo Surabaya Berdasarkan Teori Perilaku Who. 93.