Sleman, DP3AP2 DIY (14/08/2022) – Hari Remaja Internasional atau Hari Pemuda Internasional (International Youth Day) diperingati tiap tanggal 12 Agustus di seluruh dunia. Dalam sejarahnya, peringatan Hari Remaja Internasional ditetapkan oleh Majelis Umum PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) pada 17 Desember 1999, melalui resolusi 54/120.
Sejak saat itu, Hari Pemuda Internasional atau International Youth Day selalu menjadi momentum untuk mendorong dan mempromosikan agenda pembangunan global atau SDGs (Sustainable Development Goals) untuk pemuda. Melalui Hari Remaja Internasional, diharapkan para pemuda di seluruh dunia dapat membantu masyarakat internasional mewujudkan SDGs, seperti pengentasan kemiskinan, pelestarian lingkungan, pemerataan pendidikan, dan sebagainya.
Tiap tahun biasanya terdapat tema tertentu dalam memperingati Hari Pemuda Internasional. Pada peringatan Hari Remaja Internasional 2022, tema yang ditetapkan PBB adalah “Intergenerational Solidarity: Creating a World for All Ages”.
Dikutip dari laman resmi PBB, adapun tujuan dari tema tersebut adalah untuk menguatkan pesan solidaritas antar generasi (tua dan muda) dalam mencapai SDGs. Sehingga, dapat meminimalisir kesenjangan akses pembangunan yang dialami generasi muda. Dalam hal menyebarkan pesan itu, terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah aksi turun ke jalan dan diskusi melalui talkshow.
Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DIY menyelenggarakan Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan dalam rangka memperingati Hari Remaja Internasional 2022. Kegiatan ini dilakukan oleh ratusan remaja di DIY pada Minggu, 14 Agustus 2022 di halaman parkir Stadion Maguwoharjo sejak pagi. Mereka melakukan aksi membagikan brosur dan seruan ajakan untuk tidak menikah di usia dini dan melakukan Pendewasaan Usia Perkawinan. Antusias masyarakat yang berkegiatan di Stadion Maguwoharjo sangat beragam dari ikut serta mengakampanyekan hingga mengajak para peserta aksi untuk berfoto. Ratusan remaja tersebut tampak berjalan membawa banner dan poster ajakan untuk merencanakan perkawinan.
Selain mengadakan kampanye, Dinas P3AP2 DIY juga mengadakan talkshow dengan pemateri Ibu Erlina Hidayati Sumardi, S.IP.,M.M. yang merupakan Kepala Dinas P3AP2 DIY, Bapak Dr. Stevanus Cristian Handoko, S.Kom., M.M. anggota komisi D DPRD DIY, dan perwakilan remaja Diaz Fahmi Zakiy Susilo, S.Psi. dari GenRe Indonesia. Dalam sambutannya, Erlina Hidayati menyebutkan “data yang kami terima untuk angka permohonan dispensasi nikah dari Pengadilan Tinggi Agama DIY dari tahun 2015 sampai dengan 2021 paling banyak dari Sleman tahun 2021 dengan 233 dispensasi, sedangkan terendah adalah Kota Yogyakarta dengan 64 dispesasi. “
“Pernikahan di usia anak/pernikahan dini di mana belum ada kesiapan seseorang untuk menjadi orang tua, banyak dampak negatif yang akan timbul, yaitu : Aspek Kesehatan (keguguran, risiko melahirkan bayi yang BBLR, keguguran, kanker leher rahim bahkan kematian bayi ; belum matangnya organ kandungan wanita dapat menimbulkan berbagai macam penyakit misal kanker leher rahim). Aspek Pendidikan (seorang anak akan tidak mampu untuk mencapai pendidikan yang lebih tinggi, akibatnya kualitas SDM rendah). Aspek Perekonomian (sulitnya memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang layak, keluarga menjadi beban perekonomian yang cukup berat masuk ke dalam lingkaran kemiskinan). Aspek Psikologis (tidak mampu mengasuh dan mengayomi anak-anaknya, ketidaksiapan dan ketidakmatangan mental psikologi dapat memicu depresi, permasalahan keluarga, dan berujung pada perceraian). Aspek Kependudukan (WUS adalah wanita usia subur usia 15 sampai dengan 49 tahun, perempuan yang menikah muda maka masa reproduksinya akan semakin panjang, sehingga berdampak pada tingginya potensi fertilitas yang nantinya akan berpengaruh pada banyaknya anak yang akan dilahirkan, apabila mereka tidak mengikuti program KB). Aspek Kesetaraan Gender (perkawinan usia muda membebani anak perempuan dengan tanggung jawab menjadi istri, pasangan seks dan ibu; kurang mampu untuk menegosiasikan hubungan seks yang aman sehingga rentan terhadap infeksi menular seksual dan HIV; memiliki peluang untuk mengalami kekerasan fisik),” pungkasnya.
Simak keseruan acara Kampanye Pendewasaan Usia Perkawinan dalam Rangka International Youth Day di sini :