Yogyakarta, DP3AP2 DIY (11/05/2023) – Dalam rangka memperkenalkan layanan Puspaga kepada kader Bina Keluarga Balita (BKB) dan OPD Daerah Istimewa Yogyakarta terkait pola asuh, Puspaga Prima DIY, menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dengan tema ‘Transformasi Pola Asuh Antargenerasi’. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi pada masyarakat secara umum tentang peran penting keterlibatan orangtua dan keluarga dalam pengasuhan anak. Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2023 pukul 09.00 – 12.30 WIB ini, dibuka oleh Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga (PKK), Ibu Hera Aprilia, S.Kom., M.Eng dan diselenggarakan secara hybrid, offline dan online. Secara online, sosialisasi diselenggarakan melalui Zoom Meeting yang dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai OPD di DIY. Sedangkan secara offline, sosialisasi diselenggarakan di ruang rapat Serang 1, Kantor Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY dengan dihadiri oleh 30 peserta dari Bina Keluarga Balita (BKB).
Dijelaskan oleh Ibu Dian Kinayung, M.Psi., Psikolog, sebagai pemateri pertama, bahwa Pola asuh mempengaruhi tumbuh kembang anak. Terdapat 5 fase generasi antara lain; generasi Baby Boomers dengan range usia 69-77 tahun, generasi X dengan range usia 43-68 tahun, generasi Y / Millennials dengan range usia 28-42 tahun, generasi Z dengan range usia 13-27 tahun, dan generasi ALPHA dengan range usia <12 tahun. Selain itu, Bu Dian juga menjelaskan bahwa ada tiga skills dasar untuk menyikapi perbedaan antar generasi, yakni; Empathy, Open mind, dan Adaptability. Pola pengasuhan yang dibangun dengan anak-anak, akan memiliki konsekuensi, sehingga kita perlu menyadari, pola pengasuhan seperti apa yang saat ini sedang dijalani. Anak-anak tidak butuh orangtua yang sempurna di mata manusia, akan tetapi yang anak-anak lebih butuhkan adalah orangtua yang membuka hatinya dan meluangkan waktunya untuk mereka.
Melalui materi selanjutnya tentang Tahapan Tumbuh Kembang Anak & Stimulusnya, ibu Meli Septriani, M.Psi., Psikolog sebagai narasumber kedua lebih menyoroti bagaimana tahapan perkembangan secara fisik yang dialami oleh anak-anak. Tahap perkembangan dalam aspek fisik, untuk range usia 0-2 tahun, orangtua perlu memberi kesempatan anak untuk bermain sesuai dengan fantasi & persepsinya, mengajak anak bermain kartu gambar dengan menebak objek atau memasangkan gambar yang sama, memberi anak latihan sederhana bagaimana mengurus diri sendiri seperti membuka dan memasang sepatu. Untuk range usia 4-6 tahun, orangtua perlu membiasakan anak untuk mengurus dirinya sendiri seperti berpakaian, mandi, menyisir, dan kegiatan sederhana lainnya, melatih anak menggunakan sepeda roda dua agar dapat mengimbangi badannya, mengajarkan anak bagaimana menggunting kertas dengan pola sederhana. Selanjutnya untuk range usia 6-12 tahun, orangtua perlu mengajarkan anak teknik & aturan dalam sebuah permainan olahraga seperti bermain bola, mengajarkan anak untuk terampil dan kreatif dalam membuat sesuatu, serta memberi kebebasan anak untuk bereksplorasi. Kemudian untuk range usia 12-18 tahun, orangtua perlu mengajak anak untuk berolahraga, seperti berenang, main bola, bulu tangkis atau sesuai minatnya, dan memberikan tanggung jawab kepada anak untuk mengerjakan beberapa tugas rumah tangga sederhana seperti membersihkan rumah.
Selanjutnya, pada materi ketiga terkait pengasuhan positif, ibu Meli Septriani juga menjelaskan bahwa Pengasuhan positif merupakan pengasuhan berdasarkan kasih sayang, saling menghargai, membangun hubungan yang hangat antara anak dan orang tua, saling membangun, serta mendukung tumbuh kembang anak. Pengasuhan positif memerlukan pendekatan yang mengedepankan penghargaan, pemenuhan, dan perlindungan hak anak, serta kepentingan terbaik anak. Selain itu, dalam pengasuhan positif perlu upaya untuk memberikan lingkungan yang bersahabat dan ramah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Pola asuh sendiri dalam hal ini merupakan proses interaksi antara orang tua dan anak dalam mendukung perkembangan ?sik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual sejak anak dalam kandungan sampai dewasa, sehingga anak tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas, mandiri, sehat, berbudi pekerti yang luhur, dan berakhlak mulia.
Di akhir sesi, Ibu Meli Septriani menyampaikan bahwa cara menerapkan pengasuhan positif antara lain; memberikan keteladanan yang baik, melakukan pembiasaan baik, melakukan pengasuhan tanpa kekerasan, dan melakukan pengasuhan secara berkelanjutan. Beberapa hal yang harus difahami oleh orangtua antara lain, memahami tahap perkembangan anak, memahami cara berkomunikasi efektif, memahami tentang disiplin positif. (KN)